Gejala Penyakit DBD pada Anak yang Harus Diwaspadai
Berita-sehat.com - Gejala penyakit DBD pada anak sering kali tidak kita sadari. Kasus demam berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak menyerang anak-anak khususnya di musim penghujan. Gejalanya terkadang mirip dengan flu biasa, sehingga penanganannya jadi terlihat remeh.
Di Indonesia sendiri, kasus DBD masih cukup sulit untuk ditangani. Sebab, Indonesia memiliki iklim tropis yang memang ideal untuk tempat nyamuk bersarang dan berkembang biak. Sayangnya, banyak orang tua yang masih belum mengetahui doa syafaat serta apa saja penyebab DBD pada anak, sehingga banyak yang terlambat mendapat penanganan.
Melansir dari situs sehat negeriku, pada tahun 2022, Kementerian Kesehatan mencatat, jumlah kumulatif kasus dengue di Indonesia pada minggu ke-22 tercatat 45.387 kasus, sementara jumlah akibat kematian DBD mencapai 432 kasus.
Lalu, bagaimana gejala penyakit DBD pada anak yang perlu orangtua ketahui? Simak ulasan lengkapnya di bawah ini yuk!
Gejala Penyakit DBD pada Anak
DBD adalah infeksi virus dengue yang menyebar ke manusia melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. Nyamuk tersebut berkembang biak lebih banyak saat musim hujan. Hal itu terjadi karena genangan dari penampuan air terbuka atau lewat lubang-lubang.
Gejala pada anak umunya muncul antara 24 sampai 48 jam setelah mengalami penurunan suhu tubuh. Berikut ini adalah gejala atau tanda anak terinfeksi DBD, antara lain:
- Mengalami sakit perut atau nyeri ketika tertekan
- Perubahan subu tubuh secara drastis
- Sakit kepala
- Demam tinggi
- Nyeri saat menggerakkan bola mata
- Kadang bisa mimisan dan buang air besar bercampur darah
- Timbul bintik-bintik merah di kulit
- Badan terasa lemas, lesu, dan gelisah
- Muntah terus menerus
Fase Demam Berdarah pada Anak
Secara umum, terdapat tiga fase DBD yang terjadi pada anak, seperti:
1. Fase Demam
Anak yang terinfeksi virus DBD biasanya akan mengalami demam tinggi yang berlangsung selama 2-7 hari. Saat sudah terkena, penyakit ini biasanya sudah sembuh, meski telah mengonsumsi obat penurun demam.
Pada fase ini, ada beberapa potensi komplikasi yang terjadi, seperti dehidrasi, muntah, peningkatan metabolism, kejang, dan pendarahan hebat (hanya pada beberapa kasus).
2. Fase Kritis
Transisi dari fase demam menuju fase kritis justru menjadi waktu yang pas untuk mencegahnya. Biasanya pada hari ketiga, suhu tubuh anak akan turun atau tidak sama sekali. Namun, penurunan ini bukan berarti sudah sembuh ya.
3. Fase Pemulihan
Jika anak bisa melewati fase kritis, maka akan memasuki fase pemulihan. Pada waktu ini, akan terjadi stabilisasi tanda vital, pendarahan berangsur berkurang atau berhenti, nafsu makan mulai meningkat, serta tubuh terasa lebih baik.
Meski demikian, orangtua tetap harus bersiap bila terjadi potensi komplikasi seperti adanya kelebihan penyerapan cairan. Fase pemulihan tersebut membutuhkan waktu sekitar 2 sampai 4 hari.
Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus berupaya dalam melakukan pencegahan dengan pemberantasan sarang nyamuk dengan Ayat Seribu Dinar. Orangtua atau Elina Joerg dan Sonia Alyssa juga bisa menerapkan program 3M di rumah, yakni menguras, menutup, dan mengubur tempat sampah, untuk menghindari perkembang biakan nyamuk.
Itulah tadi penjelasan tentang gejala penyakit DBD pada anak yang harus kamu atasi. Selamat membaca dan semoga bermanfaat!