Kanker endometrium atau yang sering disebut kanker rahim adalah salah satu jenis kanker yang mempengaruhi lapisan dalam rahim yang ada di dalam tubuh kaum hawa.
Melansir dari Jurnal American Cancer Study, timbulnya kanker ini semakin berkembang ketika lapisan sel rahim tumbuh secara tidak normal dan tidak terkendali.
Meskipun tidak seterkenal kanker payudara atau kanker ovarium, kanker endometrium adalah salah satu yang paling umum pada sistem reproduksi wanita. Sekitar 1.900 wanita Australia didiagnosa mengidap kanker ini setiap tahunnya.
Biasanya rentan terjadi pada usia diatas 50 tahun yang telah mengalami menopause, namun wanita yang lebih muda juga dapat terkena.
Oleh karena itu, penting bagi setiap wanita untuk mengenali gejala ini dan berkonsultasi dengan dokter jika mengalami perubahan pada tubuh yang mencurigakan.
Lantas, apa saja gejala, penyebab dan cara pengobatannya? Simak selengkapnya pada ulasan berikut ini, akan kami sajikan informasinya secara detail!
Apa itu Kanker Endometrium?
Kanker endometrium adalah sebuah kondisi medis yang terjadi ketika sel-sel kanker tumbuh pada lapisan endometrium di dalam rahim. Lapisan endometrium ini berfungsi sebagai tempat penempelan sel telur yang telah dibuahi.
Kanker ini terbagi menjadi dua kelompok utama, yaitu tipe 1 dan tipe 2, yang memiliki karakteristik berbeda.
- Tipe 1: Kanker tipe 1 biasanya terkait dengan kelebihan hormon estrogen dalam tubuh. Kanker ini umumnya bersifat tidak agresif, tumbuh secara perlahan, tidak menyebar ke organ tubuh lain, dan dapat dideteksi pada tahap awal. Contoh kanker tipe 1 adalah endometrioid adenokarsinoma.
- Tipe 2: Sebaliknya, kanker tipe 2 cenderung bersifat agresif dan memiliki kemampuan menyebar ke organ tubuh lain. Salah satu contohnya adalah clear cell carcinomas.
Jenis Kanker Endometrium
Kanker ini, yang juga dikenal sebagai karsinoma endometrium, berasal dari pertumbuhan sel-sel pada lapisan dalam rahim. Karsinoma endometrium dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan karakteristik sel-selnya di bawah mikroskop, yang disebut sebagai tipe histologis. Beberapa di antaranya mencakup:
- Adenokarsinoma: Sebagian besar kanker rahim termasuk dalam jenis adenokarsinoma, yang sering disebut sebagai kanker endometrioid (lihat penjelasan lebih lanjut di bawah).
- Karsinosarkoma uterus atau CS: Jenis ini akan dibahas lebih lanjut dalam penjelasan berikutnya.
- Karsinoma sel skuamosa.
- Karsinoma sel kecil.
- Karsinoma transisi.
- Karsinoma serosa.
Di antara jenis adenokarsinoma endometrium yang lebih jarang, terdapat adenokarsinoma musinosa, karsinoma sel bening, karsinoma tidak berdiferensiasi, karsinoma terdiferensiasi, dan adenokarsinoma serosa.
Kanker ini cenderung memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dan kemampuan untuk menyebar lebih luas daripada jenis kanker lainnya. Saat biasanya di diagnosa, penyakit ini sering telah menyebar ke luar rahim.
Gejala Kanker Endometrium
Tanda awal yang sering muncul pada kanker rahim meliputi pendarahan vagina yang tidak normal, terutama setelah menopause. Selain itu, gejala lain yang dapat terjadi mencakup:
- Keputihan cair yang mungkin disertai bau yang tidak sedap.
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan.
- Kesulitan saat buang air kecil (kemih).
- Nyeri pada daerah perut.
- Nyeri saat berhubungan intim.
- Kemunculan benjolan di daerah perut bagian bawah.
Penyebab Kanker Endometrium
Penyebab kanker ini masih belum sepenuhnya dipahami. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko seseorang terkena kanker rahim, termasuk:
- Kelebihan berat badan atau obesitas.
- Hipertensi (tekanan darah tinggi).
- Usia di atas 50 tahun dan telah mengalami menopause.
- Kondisi yang dikenal sebagai hiperplasia endometrium (penyebab endometrium mengalami penebalan).
- Riwayat keluarga dengan kanker endometrium, usus, payudara, ovarium, atau sindrom Lynch (dikenal sebagai kanker kolorektal non-poliposis herediter – HNPCC).
- Penggunaan hormon pengganti estrogen tanpa progesteron.
- Konsumsi obat tamoxifen (digunakan untuk pengobatan kanker payudara). Untuk itu, kamu wajib mnegetahui cara mengatasi kaner payudara secara tepat.
- Tidak pernah memiliki anak.
- Pernah menjalani radioterapi pada panggul (digunakan untuk mengobati kanker lain).
- Adanya tumor di ovarium.
- Riwayat keluarga dengan kanker pankreas atau sindrom kanker usus besar.
- Tingginya kadar hormon estrogen dalam tubuh, biasanya dialami oleh individu yang menderita sindrom ovarium polikistik (PCOS) dan menjalani terapi estrogen untuk mengatasi gejala premenopause.
Diagnosis Kanker Endometrium
Untuk mendeteksi adanya kanker ini dalam tubuh, dokter akan menjalani beberapa prosedur pemeriksaan yang mencakup:
- Pemeriksaan panggul: Dokter akan memeriksa rahim dengan memasukkan dua jari ke dalam vagina sambil menekan perut pasien untuk mencari tanda-tanda kelainan.
- Biopsi: Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel jaringan dari rahim yang kemudian akan diperiksa di laboratorium untuk mendeteksi keberadaan sel kanker.
- Pemeriksaan darah: Dokter juga mungkin akan melakukan pemeriksaan darah untuk mendeteksi protein penanda kanker dalam tubuh, yang dikenal sebagai CA-125.
- USG transvaginal: Proses ini melibatkan penggunaan alat pemindai yang dimasukkan ke dalam vagina dan mengirimkan gelombang suara untuk menghasilkan gambaran struktur rahim.
- Histeroskopi: Dalam prosedur ini, dokter akan memasukkan selang tipis yang dilengkapi dengan kamera melalui vagina untuk melihat kondisi rahim.
Pengobatan Kanker Endometrium
Apakah kanker endometrium bisa sembuh? Pertanyaan seperti ini seringkali membuat kita khawatir, bukan? Tapi tenang saja, kanker rahim ini dapat sembuh apabila segera dilakukan pengobatan, seperti:
1. Operasi
Ini termasuk histerektomi total (pengangkatan rahim dan leher rahim), salpingektomi (pengangkatan saluran tuba), dan ovariektomi (pengangkatan ovarium).
Dalam beberapa kasus, dokter juga mungkin merekomendasikan limfadektomi (pengangkatan kelenjar getah bening panggul) dengan menggunakan teknik operasi “lubang kunci” menggunakan laparoskop.
2. Radioterapi
Radioterapi digunakan jika kanker telah menyebar. Ini menggunakan sinar X-ray untuk merusak sel kanker dan mencegah pertumbuhan serta penyebarannya.
Radioterapi dapat dilakukan secara eksternal atau internal dengan brachytherapy. Biasanya dimulai beberapa minggu setelah operasi.
3. Terapi Hormon
Terapi hormon digunakan jika kanker sensitif terhadap hormon, yang berarti kanker menggunakan hormon tubuh untuk pertumbuhan.
Terapi hormon bisa berupa tablet, suntikan, atau kontrasepsi intrauterin (IUD) yang mengeluarkan hormon, terutama jika kamu belum menjalani histerektomi. Selain itu, kamu juga dapat mengatasinya dengan cara menjaga kesehatan organ reproduksi wanita.
4. Kemoterapi
Kemoterapi melibatkan penggunaan obat-obatan kuat untuk memperlambat pertumbuhan sel kanker. Meskipun bertujuan meminimalkan kerusakan pada sel sehat, kemoterapi mungkin diperlukan dalam beberapa kasus.
Ini melibatkan penyuntikan obat-obatan ke pembuluh darah dan memerlukan beberapa sesi selama beberapa minggu atau berbulan-bulan. Biasanya, pasien menjalani kemoterapi sebagai rawat jalan tanpa perlu menginap semalam di rumah sakit.
Maka dari itu, penting bagi setiap kaum hawa untuk lebih memahami kanker endometrium, gejalanya, faktor risiko, dan pilihan pengobatan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter, ya!