Berita-sehat.com – Kita semua pasti pernah mengalami penyakit diare, namun terkadang menerka-nerka penyebab kita mengalami diare. Kali ini kita akan membahas tentang apa itu diare, penyebab serta cara mengatasinya, agar kita lebih tahu dan tidak panik saat menghadapinya.
Mari sama-sama mengenal penyakit diare, agar kita bisa terhindar darinya.
Pengertian Diare
Diare adalah sebuah kondisi ketika seseorang mengalami Buang Air Besar (BAB) lebih sering dibanding biasanya. Biasanya, feses (tinja) yang terkena diare lebih encer atau berair. Diare biasa dialami dalam waktu yang singkat bahkan bisa sampai berminggu-minggu (diare kronis).
Penyakit diare menjadi salah satu masalah kesehatan yang umum di temukan di Indonesia, karena hampir semua kalangan bisa mengalaminya, mulai dari bayi, anak-anak, remaja, hingga orang dewasa.
Secara umum, diare adalah penyakit yang tidak berbahaya dan bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, diare yang lebih dari 14 hari atau tidak kunjung membaik bisa mengakibatkan komplikasi yang fatal bagi organ pencernaan jika tidak segera ditangani.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI tahun 2019, tercatat jumlah kasus diare di seluruh Indonesia mencapai 7,2 juta jiwa.
Perlu kamu ketahui juga, bahwa diare bisa menjadi salah satu gejala terinveksi Covid-19. Karena ada beberapa kasus yang menunjukkan diare sebagai gejala Covid-19, jadi kamu harus lebih waspada lagi terhadap penyakit yang satu ini, jangan dianggap remeh.
Penyebab Diare
Penyebab diare masih belum diketahui pemicu sebenarnya. Akan tetapi, kebanyakan orang mengalami diare karena adanya infeksi bakteri akibat pola makan yang tidak baik atau makanan yang di konsumni tidak steril.
Disaat kamu mengonsumsi makanan bersih, bakteri E. coli akan bekerja sebagai bakteri baik yang membantu pencernaan. Namun, ketika kamu mengonsumsi makanan yang tidak steril dan alat pencernaanmu terinfeksi, bakteri E.coli akan mengeluarkan racun yang menyerang organ pencernaan.
Seseorang yang terkena diare akan mengalami gejala, seperti sakit perut, mual, atau buang air besar setelah mengonsumsi makanan yang tidak steril tadi. Feses pada gejala diare akan lebih lembek dan cair dibandingkan sebelumnya.
Diare disebabkan oleh beberapa faktor secara umum, seperti:
1. Terinfeksi virus, seperti rotavirus, adenovirus, norovirus, dan astovirus
2. Intoleransi, sensitivitas tinggi, atau alergi terhadap makanan, seperti laktosa dan fruktosa.
3. Efek samping obat tertentu, seperti antibiotic, antasida, atau obat antidepresan.
4. Penyakit radang usus atau penyakit celiac yang menyebabkan tubuh menolak protein gluten.
5. Terlalu banyak mengonsumsi makanan manis dan pencernaan tidak dapat mencerna gula dengan baik.
6. Pasca operasi batu empedu.
Cara Mengatasi Penyakit Diare
Diare disebabkan oleh virus akan hilang dengan sendirinya, tanpa pengobatan apapun. Namun, pada kasus tertentu diare dapat berlangsung lama tergantung penyebab diare. Berikut beberapa cara mengatasi diare, agar kamu tidak mengalaminya berkepanjangan.
1. Perbanyak Asupan Cairan
Ketika sedang diare, usahakan mengonsumsi lebih banyak cairan. Langkah ini membantu kamu agar terhindar dari dehidrasi, tertama diare yang disertai muntah. Cukup minum sedikit demi sedikit namun rutin dilakukan.
Jika asupan cairan di tubuh kamu cukup, maka urin (air seni) akan berwarna kuning muda hingga hampir bening. Disaat terkena diare, diwajibkan tidak meminum jus buah, susu, atau minuman bersoda, agar kondisi kamu tidak semakin parah.
2. Jangan Mengonsumsi Makanan Keras
Disaat kamu sedang diare, disarankan agar mengonsumsi makanan yang tidak keras alias lembut, sampai alat pencernaan kamu kembali normal. Untuk porsi makan jangan terlalu banyak karena kondisi pencernaan yang belum normal. Hindari makanan yang pedas dan berlemak.
3. Menonsumsi Cairan Oralit
Jika kamu mengalami diare, yang dapat kamu lakukan sebagai pertolongan pertama adalah meminum cairan oralit. Obat oralit tersedia bebas di apotik-apotik didaerah tempat tinggal kamu.
Cairan oralit berperan sebagai pengganti garam, glukosa, dan mineral penting lainnya yang mungkin hilang disaat kamu bolak-balik BAB.
4. Memperhatikan Penggunaan Obat-obatan
Obat diare dapat dijadikan antidiare karena berfungsi mengurangi gejala diare serta mempersingkat durasi. Namun, perlu kamu tahu bahwa obat diare tidak dapat di konsumsi juga kamu diare disertai demam tinggi dan terdapat nanah atau darah pada feses (tinja). Ketika kamu diare, penting untuk melihat warna serta bentuk feses.
Terkadang dokter juga akan menyarankan mengonsumsi antibiotik, karena bisa mengobati diare yang disebabkan beberapa parasit atau bakteri.
5. Pengobatan Diare pada Kondisi Utama
Jika sebelumnya kamu memiliki penyakit tertentu yang menyebabkan diare, ada baiknya lakukan pengobatan terhadap penyakit sebelumnya. Hal ini berguna meringankan gejala diare.
Itulah artikel tentang penyakit diare, penyebab diare serta cara mengatasinya. Semoga artikel ini bermanfaat dan salam sehat untuk semuanya.