Makanan

6 Sayuran yang Tidak Boleh Dimakan Penderita Asam Urat

Terdapat beberapa macam sayuran yang tidak boleh dimakan penderita asam urat demi proses pemulihan yang lebih cepat. Oleh sebab itu, ada baiknya bagi penderia asam urat lebih memperhatikan jenis sayuran yang ingin dikonsumsi.

Kambuhnya asam urat bisa menimbulkan rasa nyeri yang sangat menyakitkan pada bagian sendi dan membuat segala aktivitas sehari-hari menjadi terganggu, sehingga diperlukan tenaga medis untuk menanggulanginya.

Penyakit asam urat bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, bahkan bisa terjadi dalam hitungan bulan.

Pada beberapa orang yang mengalami asam urat kronis, rasa sakit itu bisa saja menyerang dalam waktu singkat yang membuat berbagai gejala menyakitkan terjadi seperti nyeri di persendian tubuh, kekakuan sendi, ,sendi yang meradang, kemerahan, bengkak, hingga sendi yang melemah.

Berbagai gejala tersebut terjadi bila penderita asam urat mengonsumsi makanan dengan zat purin yang tinggi, termasuk sayuran.

Jenis Sayuran yang Tidak Boleh dimakan Penderita Asam Urat

Terdapat beberapa jenis sayuran dengan purin tinggi yang tidak boleh dimakan penderita asam urat, diantaranya:

1. Kembang Kol

Kembang Kol adalah sayuran yang tidak boleh dimakan oleh penderita asam urat karena mengandung zat purin yang tinggi.

Sayuran ini sering dijadikan bahan sayuran silangan yang disajikan dalam campuran capcay atau lauk lainnya.

Jumlah zat purin yang terkandung dalam kembang kol berkisar 51 gram per 100 gram sayur.

Maka dari itu, penderita asam urat harus menghindari sayuran jenis ini.

2. Bayam

Selanjutnya adalah bayam. Meski bagi orang normal bayam adalah sayuran yang tinggi zat besi, vitamin c dan kandungan bermanfaat lainnya, namun tidak bagi penderita asam urat.

Bayam merupakan salah satu sayuran yang harus dihindari penderita asam urat dikarenakan kandungan purinnya yang cukup tinggi, yakni sekitar 57 gram putin untuk setiap 100 gram bayam.

Meski menggiurkan untuk dimakan, sebisa mungkin dihindari ya demi kesehatan jangka panjang. Dan jika terpaksa memakannya, jangan memakan terlalu berlebihan.

3. Buncis

Siapa sih yang tak mengenal sayuran yang satu ini. Buncis menjadi salah satu sayuran yang populer di Indonesia karena bisa diolah menjadi aneka tumisan yang menggugah selera.

Meskipun begitu, buncis perlu dihindari oleh penderita asam urat karena memiliki kandungan fruktosa tinggi yang dapat memicu kambuhnya asam urat.

4. Asparagus

Sayuran yang tidak boleh dimakan penderita asam urat selanjutnya adalah asparagus. Sayuran ini memiliki kadar kalium dan folat yang tinggi, begitu pula dengan kandungan purinnya.

Di setiap 100 gram asparagus, terdapat 34 gram purin. Maka dari itu, sebaiknya hindari mengonsumsi sayuran ini agar tidak memicu asam urat dalam tubuh.

5. Jamur

Jamur dikenal sebagai hidangan yang fleksibel dan memiliki rasa yang lezat. Jamur juga kerap dijadikan sebagai bahan campuran makanan lainnya.

Namun, bagi Anda yang menderita penyakit asam urat, ada baiknya untuk tidak memakan jamur.

Hal itu dikarenakan kandungan purin dalam jamur termasuk tinggi di setiap porsinya.

6. Melinjo

Emping adalah salah satu jenis krupuk yang sangat populer di Indonesia karena rasanya yang enak dan cocok dikombinasikan di setiap hidangan.

Namun, emping tidak disarankan untuk dikonsumsi oleh penderita asam urat secara berlebihan karena berbahan dasar melinjo. Melinjo diketahui memiliki kandungan purin, berkisar 50 hingga 150 miligram per 100 gram sajian.

Meskipun memiliki kandungan puring yang lumayan rendah, tetap saja efeknya akan berisiko menimbulkan asam urat jika dikonsumsi secara berlebihan karena rasanya yang enak.

Itulah beberapa jenis sayuran yang tidak boleh dimakan oleh penderita asam urat karena memiliki kandungan purin yang cukup tinggi.

Akan tetapi, sayur-sayuran di atas sebenarnya masih bisa dikonsumsi asalkan tidak melebihi setengah cangkir per harinya.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang diterbitkan dalam Biological and Pharmaceutical Bulletin pada 2014, yang mengungkapkan bahwa sayuran tinggi purin belum terbukti dalam meningkatkan risiko asam urat.

Kendati demikian, ada baiknya untuk mencegah daripada mengobati. Itu saja.

Bagikan Halaman ini